Thursday 1 January 2015

[Review] Snorkel - Discord Satellite

Rating:★★★★★★★★★★
Category:Music
Genre: OST, JPop
Opening Naruto ke-7 ini tergolong epic. Menurut terjemahan dari Animelyrics dot com, lagu ini menceritakan dua orang sahabat yang tumbuh dan melalui kehidupan bersama. Sahabat tersebut sekarang terpisah jauh dan menjalani kehidupan masing2. Namun, suatu ketika seorang dari mereka mengingat kembali akan hari2 yang telah mereka lalui bersama. Merasa kangen, ia mengirim surat berisi sebuah pesan kepadanya. Aww friendship is really the most beautiful thing in the world!!

Opening ini pertama kali keluar 7 tahun lalu (tahun 2007-2008) di tv Indonesia. Thanks to Global TV yang udah bersedia nayangin film Naruto sampe di episode ini. You are the real MVP!
Sejak kemunculannya itulah gue penasaran real videonya itu seperti apa sih? Waktu itu susah banget sumpah nyari video clip aslinya. Adanya cover song, cuplikan dari anime, dan full song.. Bahkan udah coba cari google regional Japan, real video clip dari lagu ini masih susah banget.
Sekarang justru kebalikannya. Video clip aslinya gampang banget dicari dan video cuplikan dari animenya yang susah dicari.

Video clip aslinya menurut gue agak kurang greget. Koreografinya masih kurang. Story juga kurang. Jadi pesan dari lagu ini agak kurang tersampaikan. Konsep yang gue suka dari video clip aslinya adalah band Snorkel manggung sambil mengelilingi dunia secara gak sengaja akibat terlempar dari alat konstruksi bangunan. Video clip aslinya dari lagu ini kurang banget kalo dibandingin dengan opening dari animenya. Tapi sumpah yang bikin ngakak itu mukanya Ino di detik ke 32

Dengan begitu, lagu Discord Satellite dari Snorkel ini gue kasih 5 out of 5 star bro karena lagunya yang enak didengar. Plus 5 star karena pesan yang disampaikan melalui lagu ini it's so deep!
Jadi overall lagu dari Snorkel ini gue kasih 10 out of 5 star bro.

Akhir kata, selamat menonton video clip Discord Satellite dari Snorkel di bawah ini!



Catatan tambahan:

Spoiler for kisah pengalaman pribadi gue tentang lagu ini:
Lagu ini punya banyak arti buat gue bro. Loh kok malah curhat? Gak apa2 lah ya, sekali2. Ibaratnya Pensieve Dumbledore, berhubung ini ada di section notes yang emang khusus untuk backup&sharing catatan perjalanan hidup gue mumpung masih inget. Karena ingatan manusia terus berkurang tiap detiknya. Kalo gak dibackup maka kesalahan2 di masa lalu mungkin akan terlupakan gitu aja tanpa ada penyelesaian. Selain itu, gue juga berharap lo sebagai pembaca gak sampe mengalami hal yang gue lalui ini dan melakukan kesalahan kaya yang gue lakukan bro. Karena ini cerita yang panjang, gak usah maksain baca kalo males bro.

Lagu ini waktu awal kemunculannya berjudul Discord Satellite, tapi entah sejak kapan ganti nama jadi Namikaze Satellite. Lagu ini mengisahkan tentang perjalanan hidup gue di masa SMP bersama sahabat pertama gue bernama Reza Andhika Trihutama. Dia sahabat yang paling berharga karena dialah yang udah mengeluarkan gue dari jurang despair. Sebelum ketemu dia, gue sangat suka Hinata. Ya, Hinata yang akhirnya jadi istri Naruto. Hinata entah kenapa tercermin ke dalam seorang mantan teman sekelas gue bernama Riezky Ramadani sewaktu di kelas 2 SMP. Mungkin karena fisik mereka berdua mirip tapi sifat mereka beda. Di satu sisi, Hinata gadis yang lembut sedangkan Riezky gadis yang bisa dibilang jutek dan kasar. Sifat Riezky ini baru gue ketahui setelah sering chat dengannya semasa kelas 2 SMA. Waktu SMP gue gak berani sedikitpun ngedeketin dia, apalagi nembak. Ini bikin pikiran gue suntuk macam orang gila dan terjerumus ke dalam aliran yang salah selama 3 tahun. Bukan, bukan Narkoba, melainkan aliran cracking website dan menjebol ATM. Itu adalah salah satu kesalahan fatal gue. Maka untuk lo yang ngebaca kisah ini bro, ingatlah untuk jangan pernah mendam rasa suka dan cinta kepada seseorang karena hal itu sangat menyakitkan dan membutakan pikiran sehingga lo kehilangan jati diri lo yang sebenarnya. Lebih baik lo tembak/ungkapkan secara langsung walaupun tanpa modal PDKT. Ditolak masih lebih baik karena bisa melegakan pikiran.

Awal gue ketemu dengan Reza Andhika Trihutama adalah di kelas 9-5 SMPN 80 Jakarta bersama dengan bos Fathur Rahman Susanto, Maulana Yusuf (yang lebih sering dipanggil "Nanang"), Ning (atau namanya Sri? gak inget juga..), dan juga seorang gadis bernama Agita Siwi Nastiti. Agita Siwi Nastiti, yang biasa dipanggil Gita, gue akui adalah gadis yang cukup memikat. I mean, anak laki-laki mana yang gak tertarik sama dia yang mempunyai keluarga yang bahagia -- setidaknya lebih baik daripada kondisi keluarga gue -- dan juga kecantikannya menandakan bahwa kehidupannya sangat terjamin. Yah, walaupun dia sedikit judes juga sih.. Kalau digambarkan dalam tokoh Naruto, dia adalah Sakura.

Kemudian bos Fathur. Dia gue panggil bos karena dia punya jiwa kepemimpinan, tegas, dan bijak. Dia pantas jadi seorang big bos di kelas 9-5. Semua orang lain di kelas inipun kayanya juga ngejadiin dia sebagai pemimpin. Nanang sebelumnya emang udah sekelas dengan bos Fathur jadi mereka udah akrab. Selama di kelas 9-5, Nanang duduk semeja dengan gue. Dia orang super iseng sampe sering bikin gue jengkel setiap hari. Tapi belakangan gue baru ngerti kalo dia selalu berusaha ngebuat ikatan dan ngebuat gue lebih semangat di kelas. Yah bisa dibilang, di kelas gue adalah anak yang punya tampang paling suram waktu itu karena bergadang tiap hari untuk cari informasi, hacking, dan cracking. Sementara Sri adalah gadis yang juga baru gue temui di kelas ini. Dia adalah gadis cerdas dan bersahabat. Sering ngasih contekan juga. Bahkan ngebantu gue saat menjalani Ujian Nasional karena waktu itu kita berada di ruang ujian yang sama. Ya, ngebantu di dalem ruangan saat ujian tengah berlangsung. Sumpah, kalo gue diberi kesempatan bertemu lagi dengannya dengan situasi kita masih saling ingat satu sama lain, gue mau ucapkan beribu-ribu terima kasih kepadanya. Kalau diibaratkan dalam tokoh Naruto, bos Fathur adalah Neji, Nanang adalah Rock Lee, sedangkan Sri adalah Ten Ten walaupun mereka cuma punya ikatan di kelas ini tapi bagi gue mereka adalah 1 tim yang hebat.

Kemudian gadis lain di kelas ini yang gak boleh gue lupakan adalah Cindy Tri Septiani. Gadis itu cuma masuk selama beberapa bulan di tahun terakhir kita sebagai murid SMP. Dia sempat dirawat berbulan-bulan karena penyakit dan juga operasi usus buntu. Gadis ini juga cukup baik  dan ramah. Seperti Hinata. Persis! Dari segi fisiknya maupun sifatnya. Oleh karena itu gue juga sempet suka ama Cindy, tapi sampe sekarang belom tau suka dia karena apa? Apa karena dia pernah mengalami operasi yang sama kaya gue? Apa karena dia jarang masuk? Atau karena kemiripannya dengan Hinata?

Lalu untuk karakter utama dalam kisah ini, yaitu Reza Andhika Trihutama. Kalau dibandingkan dalam cerita Naruto, dia adalah Sasuke yang bersifat Naruto. Sedangkan gue adalah Naruto yang bersifat Sasuke. Reza selalu berusaha membuat ikatan dengan orang lain bagaimanapun caranya, sedangkan gue selalu membuat orang lain menyingkir dan tenggelam asik sendiri dalam dunia yang tidak bisa dimasuki orang lain. Tapi Reza gak pernah berhenti berusaha membuat ikatan dengan gue.

Sampai akhirnya permainan Magic&Wizard (disingkat M&W) atau lebih populer dengan nama YuGiOh berhasil membuat ikatan antara kita. Ikatan persahabatan antar duelist. Di kelas 9-5, tiada hari gue lalui tanpa duel (istilah pertarungan kartu M&W) dengannya.

Sampai suatu ketika kita berselisih. Mungkin gue duluan yang mulai atau dia duluan yang mulai. Entahlah udah gak begitu inget juga karena udah 7 tahun lebih sejak kejadian itu. Dia bilang itu karena alasan konyol dalam permainan M&W, yaitu deskripsi kartu. Tapi gak inget jelas dan juga gak yakin itu penyebabnya. Karena, c'mon it was just a game! Atau penyebabnya mungkin hilangnya deck (kumpulan kartu yang dipakai untuk main M&W) gue waktu itu? Mungkin alasan itu masih bisa diterima karena sifat gue yang langsung going berserker frenzy kalo harta karun gue hilang entah dicuri ataupun terjatuh secara gak sengaja entah di mana. Ini penyesalan gue yang terdalam sampai sekarang. Sejak kartu kesayangan itu hilang, gue kayanya langsung menuduh Reza yang ngambil karena di situ ada kartu Dark Paladin yang saat itu adalah kartu super langka yang punya efek paling bagus yang selalu bikin Reza kewalahan. Kartu itu juga adalah kartu kesayangan gue karena bisa ngalahin Bima dan seorang temannya.

Besoknya gue langsung nuduh Reza dan nantang dia duel lagi dengan kartu baru beli seadanya. Tentu aja kalah telak karena kartu ini cuma starter tanpa strategi sedikitpun. Sejak saat itu gue memutuskan ikatan dengan Reza. Ini adalah penyesalan terdalam sampai sekarang. Membuang teman terdekat sekaligus sahabat pertama untuk sekedar pemenuhan emosi sesaat.

Kalau masih ada kesempatan untuk bertemu dengannya sekali lagi gue mau minta maaf ke dia. Karena kehilangan teman sebaik Reza adalah kehilangan yang sangat besar dalam hidup. Setiap inget dia rasanya gak tahan mau nangis. Gak peduli orang mau bilang homo atau apa, tapi gue mau minta maaf ke dia sambil meluk sahabat karib gue itu. Gue menyesal atas semua yang udah gue lakukan.

Jadi gue berpesan untuk lo bro, seberharga apapun mainan atau barang apapun kepunyaan lo, jangan sampe itu jadi alasan lo untuk membuang sahabat terdekat lo. Jangan pernah lo tuker sahabat terbaik lo di dunia dengan emosi sesaat.

Spoiler for Side story:
Side Story
Side story ini mengisahkan apa yang terjadi kenapa gue sampe kelihatan ngantuk dan suram terus di kelas.
Walaupun di kelas gue ibaratnya Naruto, tapi di keluarga gue ibaratnya Sasuke. Kakak gue dianugerahi bakat dalam bidang akademis sedangkan gue gak sedikitpun. Ya, dialah Itachi Uchiha.

Orangtua nyuruh supaya bisa seperti kakak gue yang bersekolah di SMAN 81 Jakarta, sebuah sekolah favorit di Jakarta Timur. Udah berusaha semaksimal mungkin, tapi masih gak bisa nyamain dia. Setiap hari belajar dan belajar. Les pelajaran umum dan kursus LIA juga tanpa berhenti. Stamina gue kan juga terbatas. Hal yang terparah adalah dia selalu menghalangi untuk belajar. Karena gue adalah tipe anak yang belajar dalam ketenangan, jadi gak tahan berisik. Sedangkan setiap hari waktu belajar, karena kamar belajar kita cuma satu, dia selalu berisik sehingga gue gak bisa belajar. Setiap hari udah sering dibilangin supaya tolong jangan berisik tapi dia gak mau denger. Kalo udah gitu mending berhenti sekalian. Akibatnya setiap hari cuma dia aja yang belajar. Seolah dia mengejek, "Lu gak akan pernah mampu menyamai kemampuan gue. Mendingan lu berhenti sekarang. Masuk SMA abal-abal aja udah lebih dari cukup dan pantas buat lu".

Karena itulah gue berhenti belajar dan cuma mengandalkan pelajaran di sekolah dan tempat les. Di rumah jadinya kerjaan cuma internetan dan nyari informasi dengan Telkomnet Instan yang kecepatannya pada waktu itu lebih dari kata parah. Bukannya gak mau belajar. Siapa sih yang gak mau belajar di dunia ini? Tapi usaha selalu dihalangi oleh kakak gue itu. Ditambah lagi pusingnya kepala gue karena waktu itu lagi mendam rasa suka ke Riezky Ramadani tapi gak berani mengungkapkannya.

Walaupun apa yang dialami di rumah seperti itu, gue masih bersyukur karena guru2 di sekolah dan tempat les sangat baik dan perhatian ke gue. Pertama adalah Pak Said. Beliau adalah guru olahraga di tahun terakhir gue di SMPN 80 Jakarta. Orangnya cukup baik, perhatian, dan lucu. Bisa dibilang beliau adalah Jiraiya.

Kedua adalah bu Matematika. Itu bukan nama sebenarnya, tapi karena udah lupa banget ama sebagian besar nama guru di SMP maka yang gue inget cuma beliau ngajar matematika. Beliau berpostur sedang, langsing, dan berkacamata. Waktu itu (waktu di kelas 9-5) beliau kelihatan masih muda seperti baru berumur 30 tahunan. Tiap beliau ngajar, beliau ngajarin jalan pintas ngerjain soal terus ngasih latihan untuk menerapkan jalan pintas yang diajarin tadi. O iya hal uniknya adalah beliau menyuruh untuk mencatat dan ngerjain latihan dengan menggunakan buku matematika yang berkotak-kotak. Jalan pintas yang diajarinnya itu unik dan tergolong gampang. Karena itulah saat itu gue suka pelajaran matematika dan tiap hari mungkin kalo belajar, gue cuma belajar matematika aja. Gak ada yang lain. Biologi paling juga cuma baca buku sedikit pengantar tidur. Ya cuma 2 pelajaran itu aja yang gue pelajarin. Oleh sebab itulah nilai matematika gue cukup bagus tapi gak pernah lebih dari 85 di ulangan harian. Gue inget, ada juga seorang gadis bernama Frida/Firda(lupa mana yang bener) yang selalu dapet nilai 75 ke atas. Ya, dialah jagonya matematika di kelas 9-5. Bahkan Sri yang itu tergolong pintar masih kalah dengannya. Bu Matematika udah seperti Mama besar bagi kelas 9-5. Beliau adalah Tsunade yang sangat perhatian bahkan untuk sampah buangan seperti gue.

Ketiga adalah Pak Fauzi. Beliau adalah guru les di Primagama, tempat gue les pelajaran umum bersama Reza Andhika Trihutama dan teman sekelas gue yang lainnya. Beliau mengajar matematika di SMP lain dan di tempat les beliau juga mengajar matematika. Beliau ngajarinnya sih biasa aja. Tapi beliau perhatian dan mau ngajarin perorang sampai ngerti.Terlebih lagi, beliau taat ibadah. Beliau adalah panutan gue waktu SMP dan sekaligus guru yang pengertian walaupun sering gue ngasih alasan palsu kalo ditanya kenapa gak masuk les. Entah gimana kayanya beliau udah tau juga sih kalo itu alasan palsu. Berkat pendekatannya itulah gue jadi tambah suka dan tambah semangat buat belajar matematika, walaupun dibatasi oleh kakak gue seperti yang diceritain di atas. Beliau bagaikan air di tengah gurun kesendirian. Bagi gue, beliau seperti guru Iruka bagi Naruto.

Selain guru, teman2 yang lainnya warga 9-5 juga adalah teman yang baik. Mereka semua teman2 luar biasa yang pernah gue temui. Ada Yohanes Andre Trisatya, Bondan/Bendi (lupa mana namanya yang bener) yang duduk semeja dengan Yohanes, M Reza Pahlevi (yang sering dipanggil "Paklek" karena nama "Pahlevi" kedengarannya "Paklek"), Vian(yang dipanggil "Tile" entah apa sebabnya), Riezqiqa Randitya Ardhani (yang gue panggil "cika" karena kesalahan guru lab bahasa inggris SMP waktu nyebut namanya, ha ha), Oji (yang sering dipanggil "Choji" oleh Paklek karena Oji emang gendut kaya Choji di film Naruto yang lagi hits juga waktu itu), Buan, Frida/Firda (yang dulu sering banget pake tas warna ungu jadi gampang dikenalin. Selain itu dia juga duduk semeja dengan Cindy di baris belakang samping Reza&cika karena mereka juga duduk semeja) dan lainnya yang namanya udah mulai menghilang satu persatu dari ingatan.

Gue sangat bersyukur punya guru seperti mereka yang sangat perhatian dan dengan tulus memberikan cinta&kasih sayang walaupun untuk anak tidak berguna seperti gue. Serta teman2 di 9-5 udah setia menemani akhir masa SMP dengan sangat menyenangkan sehingga gue bisa mencapai perjalanan sejauh ini. Terima kasih semuanya.

Comments
0 Comments

No comments :

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan. Jangan ngajakin berantem, apalagi sok2an bawa pasukan demi berantem di komentar ^_^
Your comment will help me make better article for this blog :)